DESA TELAGA
I.
Gambaran Umum
Desa Telaga termasuk kedalam wilayah Kecamatan Kamipang,
Kabupaten Katingan, Propinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari Desa Telaga ke ibu kota kecamatan
35 km dan jarak ke ibu kota kabupaten 93 km serta jarak ke ibu kota propinsi
175 km
A. Aksesibilitas
Desa Telaga
dapat di capai dengan beberapa rute. Akan tetapi untuk mencapai Desa
Telaga, harus terlebih dahulu sampai di ibu kota Kecamatan Kamipang. Dari Kecamatan Kamipang ke Desa Telaga dilanjutkan
dengan mempergunakan jasa angkutan taksi air (kelotok) dengan waktu tempuh ±
1,5 Jam dengan biaya Rp.60.000/orang.
Untuk mencapai
Kecamatan Kamipang dapat di tempuh dengan :
-
Rute Palangkaraya – Kasongan (jalur darat) – Kamipang (jalur sungai) waktu
tempuh total ± 4 jam. Dari Kasongan dapat menggunakan speed boat reguler pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Ongkos
saat ini adalah Rp.175.000/orang atau pilihan lain adalah dengan
menyewa secara khusus, speed boat maupun kelotok menuju Desa Telaga
B. Pemerintahan
Saat ini yang menjabat Kepala
Desa Telaga adalah
H.Ahmad Yani, yang dilantik sebagai kepala desa
tanggal 12 Juli 2014.
KANTOR DESA |
Struktur Pemerintahan
Institusi-institusi kepemerintahan yang ada di Desa Telaga sama
halnya dengan sistim kepemerintahan yang umum berlaku di Indonesia sementara
institusi-institusi adat yang mengurus masalah adat sudah
tidak ada.,karena mantir kerapat adat dipilih pada tahun 2012
belum ada SK untuk pegang kerja.
Struktur kepemerintahan yang ada di Desa Telaga
kecamatan kamipang, yaitu :
Kepala Desa
: H.Ahmad Yani
Sekertaris Desa : Duak Rahmanto
Kaur Pemerintahan : Sufian Danan
Kaur Pembangunan : Ribut Suriyadi
Kaur Umum : M
Yusup.A
H. AHMAD YANI |
DUAK RAHMANTO
SUPIAN DANAN |
M. YUSUP. A |
RIBUT SURIYADI |
Sementara
institusi-institusi adat yang mengurus masalah adat sudah tidak ada. Kegiatan yang
berhubungan dengan adat istiadat misalnya perkawinan di emban oleh penghulu.
Institusi kepemerintahan desa meliputi :
- BPD (Badan Permusyarawatan Desa). Ketua lembaga ini dipilih oleh tokoh-tokoh
masyarakat. Masing-masing RT mengusulkan tokoh masyarakat yang akan duduk
di BPD kemudian para tokoh masyarakat yang terpilih ini akan memilih
kepengurusan BPD mulai dari ketua,
sekretaris, bendahara
dan anggota. Tugas pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan pemilihan
kepala desa selain itu BPD bertugas mengawasi pekerjaan yang dilakukan
oleh kepala desa. Dalam struktur kepemerintahan ia sejajar dengan kepala
desa
- Kepala Desa. Kepala desa merupakan kepala
pemerintahan tertinggi ditingkat desa yang dipilih secara langsung oleh
masyarakat
- Sekretaris Desa Telaga diangkat dari pegawai Negeri Sipil, Sekretaris desa merupakan aparat pembantu
kepala desa dengan tugas mengurus kesekretariatan desa.
- Kaur Pemerintahan. Tugas utamanya adalah
mengurus masalah kepemerintahan. Pengangkatan kaur pemerintahan ditunjuk langsung oleh kepala desa
terpilih
- Kaur Pembangunan. Tugas utama mengurus
pembangunan desa. Pengangkatan kaur
pembangunan ditunjuk langsung oleh kepala desa.
- Kaur Umum. Tugas utama membantu mengurus
hal-hal lainya. Pengangkatan kaur
umum ditunjuk oleh kepala
desa
- RW. Rukun Warga merupakan tokoh masyarakat
yang dipilih oleh masyarakat dan atas persetujuan kepala desa
- RT. Rukun Tetangga merupakan tokoh
masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan atas kepersetujuan kepala desa
- Penghulu. Merupakan tokoh masyarakat yang
mengurus bidang keagamaan termasuk urusan adat-adat perkawinan.
Dalam struktur kepemerintahan, BPD merupakan
lembaga yang diharapkan dapat mengawasi kebijakan kepala desa namun dari hasil
wawancara dan pengamatan yang dilakukan peran
sentral kepala desa dalam urusan
kemasyarakatan begitu dominan. Dalam menjalankan kepemerintahan kepala desa
biasanya akan meminta pertimbangan BPD dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya Bila terjadi permasalah di tingkat warga masyarakat akan
langsung melaporkan kepada kepala
desa dan pada beberapa kasus warga terlebih dahulu ke RT. Dan Desa Telaga terdiri 4 Rukun Tetangga (RT ) dan 2
Rukun Warga (RW).
A. Kewilayahan
Desa Telaga
mempunyai luas wilayah ± 34.200 Ha. Secara administrasi DesaTelaga mempunyai batas wilayah
dengan :
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Tampelas
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Parupuk
-
Sebelah Utara berbatasan Desa Hampalit
-
Sebelah Selatan
berbatasan Desa Tampelas
Di Desa Telaga telah
dilakukan pengukuran oleh pemerintah di fasilitasi
oleh WWF bersama-sama dengan masyarakat. (Belum Selesai )
Secara umum wilayah Desa Telaga
terbagi untuk 3 peruntukan yaitu :
- Perkampungan
terletak di sepanjang aliran Sungai
Katingan ± 2
Km. Tanah warga di DesaTelaga
tidak
memiliki sertifikat namun memiliki SKT (Surat
Keterangan Tanah dari Kepala
Desa).
- Perkebunan
dengan luas ± 700 Ha. Perkebunan masyarakat ini
berbatasan langsung dengan perkampungan dan juga berada pada sebelah timur
Desa Telaga tepatnya pada seberang Sungai Katingan. Sungai Kalaru dan Sungai Nusa
B.
Kependudukan
Penduduk Desa
Telaga berjumlah ± 1.554 jiwa dengan 429 KK. Terbagi 4 (empat) Rukun
Tetangga(RT)
2 (dua) Rukun
Warga.
No
|
Desa
|
KK
|
Jiwa
|
Perempuan
|
Laki-Laki
|
1
|
Desa Telaga
|
429
|
1.554
|
674
|
881
|
C. Kesukuan
Terdapat
3 suku/etnis yang mendiami Desa Telaga yaitu :
1.
Suku
Dayak
Suku Dayak merupakan
komunitas dominan yang mendiami desa-desa di Kecamatan Kamipang, termasuk di
Desa Telaga Mayoritas Suku Dayak yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Katingan
bagian hilir yang menganut agama Islam dikenal dengan istilah Dayak Melayu.
2.
Suku
Banjar
Sebagian masyarakat
merupakan suku Banjar yang datang dan menetap di Desa Telaga Biasanya mereka
ada karena perkawinan atau karena dulunya bekerja di kayu dll
3.
Suku
Jawa
Hadirnya suku Jawa di Desa
Telaga dikarenakan pada wilayah Kecamatan kamipang,karena pada saat itu masih
marak bekerja elegal logging.
4.
Dayak
Bakumpai,para perantau pada zaman dulu.
Pembauran
ketiga budaya ini telah terjadi cukup lama, pembauran ini dipercepat dengan
proses perkawinan. Hal ini dapat terjadi karena umumnya keempat suku ini
menganut agama islam yang memungkinkan proses pembauran dapat terjadi dengan
baik.
Bahasa
yang digunakan umumnya memakai bahasa Dayak Kahayan. Namun demikian masyarakat
juga dapat menggunakan Bahasa Banjar dan dapat mengerti jika menggunakan Bahasa
Indonesia.
D. Agama
Mayoritas
masyarakat Desa Telaga adalah beragama Islam. Oleh karena itu budaya Islam masih kental dipraktekan
seperti dalam perayaan-perayaan besar keagamaan.
E. Fasilitas
Layanan Umum dan Sosial
Jalan
JALAN TANAH |
JALAN JEMBATAN |
Kawasan siap Bangun :
Perumahan penduduk
terletak di sepanjang
aliran sungai katingan di mana
rumah-rumah masyarakat saling berhadapan yang dipisahkan dengan jalan umum
berupa jalan
kayu (terbuat
dari papan dan tanah). Panjang jalan desa ini kurang lebih 2 Km.dan Desa Telaga memiliki Dua Lapis Jalan Umum
yang terbuat dari Tanah dan Kayu.
1.Jalan umum dipinggir
bantaran sungai katingan kiri –kanan jalan sudah padat lokasi pemukiman penduduk.
2.Jalan Umum Kedua,masih banyak Tanah yang Kosong dan lokasi siap Bangun
tempat pemukiman penduduk baru.
Pendidikan :
Jumlah
penduduk menurut tingkat
pendidikan
Pendidikan
|
Keterangan (orang)
|
1.
Tamatan SD/SR
|
490
|
Tamat SLTP/Sederajad
|
131
|
Tamatan SLTA/Sederajad
|
70
|
Tamatan D1/D3
|
8
|
Sarjana S1
|
11
|
Tk
.Tunas Telaga dan Taman Bermain
Gedung satap – Negeri II Kamipang di Desa Telaga
|
Gedung SMA – PGRI Desa Telaga yang masih numpang digedung
TPA Darul - istiqamah
Fasilitas pendidikan TK, SD,SMP dan SMA - PGRI telah ada
di Desa Telaga. Serta TPA (Taman Pendidikan Al-Qur an
Jumlah murid SD di Desa Telaga saat ini sebanyak 139
orang dengan 4 orang guru PNS dan 4 orang guru honorer. Anak-anak usia sekolah
SD umumnya dapat bersekolah dengan baik karena saat ini tidak ada biaya yang
harus dikeluarkan oleh orang tua bahkan kadangkala para siswa mendapat bantuan
buku tulis dari pihak sekolah. Menurut salah seorang guru saat ini sekitar 80 %
lulusan SD melanjutkan sekolah ke SMP. Dulunya banyak anak-anak yang tidak
melanjutkan sekolah ke SMP karena jarak ke sekolah yang jauh (sebelum tahun
2001) dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
Sewaktu ilegal
loging masih berjalan, anak-anak sudah terbiasa mendapatkan uang dengan
mudah sehingga minat untuk bersekolah rendah, juga dorongan orang tua untuk
bersekolah dulunya sangat kurang. Untuk ke SMP di Kamipang umumnya anak-anak
sekolah menginap/tinggal didesa Baun Bango
Saat ini minat anak untuk bersekolah cukup tinggi,
setelah adanya SD – SMP Satu Atap Negeri II Kamipng dan SMA – PGRI,walaupun SMA
masih Status Swasta minat masyarakat untuk menyekolahkan anak – anaknya cukup
tinggi dengan dibukti tahun 2014 kura lebih 24 orang telah lulus ujian nasional
di SMA – Negeri 1 Tasik Payawan.
Penerangan
Sarana listrik dari PLN penerangan untuk warga Desa
Telaga sudah ada. Listrik PLN (PLTD) ini sudah
Dinyalakan selama 24 jam namun demikian belum seluruh
masyarakat Desa Telaga,menikmatinya seperti keluarga miskin dan warga Telaga
Seberang
PLN / PLD Desa Telaga
Kesehatan dan Sanitasi :
Pustu Desa Telaga
Pusyando Desa Telaga
Di Desa Telaga saat ini
terdapat satu buah Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan 1 orang bidan dan 1 orang
perawat yang bertugas saat ini namun 2 orang tenaga medis kewalahan melayani
masyarakat,dengan jumlah penduduk Desa Telaga 1554 Jiwa dengan jumlah KK 429 .
Untuk keperluan mandi,
cuci (MCK) dan sarana air bersih masyarakat memanfaatkan aliran Sungai Katingan.
Kebiasaan ini masih kental di masyarakat sampai saat ini. Karena kebiasaan ini
maka umumnya masyarakat tidak berkeinginan membangun perumahan jauh dari aliran
sungai.
Daftar Infrastruktur
yang ada di Desa Telaga :
Jenis Fasilitas
|
Jumlah/buah
|
Kondisi terakhir
|
1.
Kantor Desa
|
1
|
Masih menggunakan
Balai Desa
|
2.
Balai PKK
|
-
|
|
3.
Balai Pertemuan
|
-
|
|
4.
Posyandu
|
1
|
|
5.
Pos Keamanan
Lingkungan
|
-
|
|
6.
Koperasi
|
1
|
Baru didirikan
|
7.
Sarana Pendidikan
(SD)
|
1
|
|
8.
Madrasah
|
1
|
|
9.
TK
|
1
|
|
Guru TK
|
3
|
|
Guru SD
|
7
|
Termasuk Guru
Honoer/Kontrak
|
Guru SMP
|
6
|
|
SMP
|
1
|
Di Telaga
|
SMA - PGRI
|
1
|
Di Telaga
|
Puskesmas pembantu
|
1
|
|
Bidan
|
1
|
|
Dukun beranak
|
3
|
|
Masjid
|
1
|
|
10.
Kuburan Umum
|
3
|
|
11.
Jumlah Rumah
|
338
|
Rumah 307 dan
lanting 31
|
12.
Lapangan Bola
Voly
|
3
|
|
13.
Lapangan sepak
bola
|
2
|
|
14.
Jalan Umum
|
2000 meter
|
Kayu/ Tanah
|
15.
Sumber Air Bersih
|
1
|
Tidak berfungsi
|
16.
Penerangan
|
1
|
PLN.
|
I.
Kondisi Ekonomi
A.
Mata Pencaharian :
Semenjak diberlakukannya kebijakan penghentian
pembalakan kayu oleh pemerintah perekonomian masyarakat menurun tajam
karena masyarakat Desa Telaga umumnya terbiasa dengan pekerjaan menebang pohon
di hutan/ sebagian
nelayan tangkap sungai.
Pada tahun awal berlakunya peraturan penghentian pembalakan kayu, masyarakat
yang tidak memiliki pekerjaan untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan sehari-hari yaitu sebagai nelayan
tangkap sungai,memotong rotan dan menyadap karet serta menambang mas dan
mencari srikon (Puya)disungai kalaru Desa Telaga.
Perubahan besar pekerjaan masyarakat terjadi kerena
dua kebijakan penting pemerintah yaitu
- Peraturan
pemerintah tentang pelarangan ilegal
loging melalui Instruksi
Presiden Nomor 4 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Penebangan Kayu secara ilegal
di dalam kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
- Pelarangan pembakaran ladang untuk bercocok
tanam.
Saat ini banyak warga Desa Telaga
yang bekerja di perkebunan
kelapa sawit di Kabupaten Kotawatingin Timur,
Sedangkan bagi warga yang tetap tinggal di desa, umumnya pekerjaan yang dilakukan saat ini adalah :
Perikanan Tangkap Sungai :
Sehari – hari aktifitas sebagian masyarakat Desa
Telaga,sebelum matahari menyinari cahayanya,baik perempuan maupun laki – laki
pergi berkerja sebagai nelayan tangkap Sungai,pergi ke sungai kalaru,sungai
nusa dan danau – danau untuk menangkap ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.dan di Desa Telaga terdapat beberapa danau :
Perikanan
Sungai :
Perikanan
sungai saat ini menjadi salah satu jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Telaga. Usaha
bidang perikanan ini masih menggunakan peralatan sederhana dan belum
mengembangkan pola budidaya. Masyarakat sejak dulu melakukan usaha perikanan, namun usaha dibidang perikanan merupakan
kegiatan sampingan. Pada kondisi perekonomian
yang sulit seperti saat ini, kegiatan di bidang perikanan
menjadi salah satu pekerjaan pokok yang dilakukan masyarakat di Desa Telaga
Rotan
Usaha
pengelolaan rotan sejak dulu diusahakan oleh orang tua mereka. Rotan banyak
tumbuh dihutan alam dan banyak yang sengaja ditanam pada perkebunan masyarakat.
Usaha ini dikategorikan musiman karena hanya dilakukan pada saat ada pembeli
yang datang kekampung dan harga jualnya menguntungkan dan jika tidak ada
pembeli maka mereka tidak akan melakukan kegiatan ini. Ada 2 jenis rotan yang
biasa diperdagangkan yaitu rotan (wei)
Sigi dan Belu.
Jenis rotan yang
terdapat di Telaga
umumnya jenis uwei Belum. Jika
mengolah rotan dalam sehari dapat memotong rotan sampai 1 Kwintal (100 Kg), dengan panjang antara 4,6
meter atau sampai 6 depa perujungnya. Harga normal rotan ini berkisar Rp.125.000
– Rp.130.000/kwintal,
namun saat ini harga turun sampai Rp.70.000/kwintal.
Tanaman karet sangat baik dibudidaya diwilayah
Desa Telaga,harga perkilo mencapai 100.000 -150.000
sangat mendukung untuk peningkatan
Perekonomian masyarakat,kebun karet di Desa Telaga
berkisar kurang lebih 200 Ha,dan perkebunan karet sangat menjanjikan,bias
membiayai anak sekolah sampai ke perguruan Tinggi.
Jenis dan harga tangkapan nelayan sungai yaitu :
1.
Seuluang = Rp 10.000/kg
2.
Kapar = Rp 10.000 – 15.000/kg
3.
Biawang = Rp 10.000 – 15.000/kg
4.
Behau/ gabus = Rp 2.500/kg
5.
Pentet/lele = Rp 2.500/kg
6.
Lais = Rp 25.000/kg
7.
Bakut = Rp 80.000 – 100.000/kg
8.
Pipih =
Rp 40.000/kg
1.Danau Kalaru Terletak disungai kalaru
2.Danau Ahim Terletak disungai kalaru
3.Danau Parasiang Terletak disungai kalaru
4.Danau Kumpai Diseberang Desa Telaga
5.Danau Kalili Disungai Nusa
6.Danau 1 danau II Dibelakang dibelakang Kampung/sebelah
selatan Desa Telaga
7.Danau Ancak Disebelah bawah sungai kalaru
Berbagai
jenis alat tangkap yang digunakan masyarakat untuk menangkap ikan yaitu :
1.Tempiray. Alat tangkap
ini terbuat dari bahan bambu/rotan dan kawat. Tempiray merupakan jenis alat
tangkap berupa perangkap. Nelayan biasanya akan memasang tempiray pada pagi hari dan
akan mengambil hasil tangkapan sore hari atau ke esok harinya. Umumnya masyarakat
membuat sendiri alat tangkap ini. Harga perbuah berkisar Rp.25.000
– Rp.50.000. Jika
memakai kawat, harga pergulung kawat Rp.180.000
– Rp.200.000. Satu
gulung kawat dapat dibuat 7 - 9 buah tempiray. Jenis ikan yang
ditangkap yaitu Seuluang, Kapar, Biawang,
Lele dan
Gabus.
- Buwu
Prinsip operasional alat tangkap ini sama dengan tempiray hanya bentuknya
yang agak lonjong. Model pengoperasian alat tangkap ini sama dengan
alat tangkap tempiray hanya yang membedakan adalah bubu tidak memakai
umpan sedangkan tempiray memakai umpan dedak.
- Pengilar.
Alat tangkap ini mirip dengan tempiray hanya ukurannya
lebih besar dan berbentuk segiempat dengan bahan tali nilon. Prinsip
operasional sama dengan tempiray hanya saja ikan yang tertangkap ukuranya
lebih besar karena ukuran mata jaring lebih besar.
- Rengge/Jaring.
Bahannya terbuat dari nilon atau benang
dengan harga per-unit sebesar Rp.175.000.
Ada dua metode operasional alat
tangkap ini yaitu dihanyutkan dan simpan beberapa hari di sungai. Jenis ikan yang ditangkap
antara lain Lais, Kapar, Bakut,
dll.
- Lunta/Jala.
Bahannya terbuat dari nilon dengan harga
per-unit Rp.180.000.
pengoperasional alat tangkap ini dengan cara melemparkan kekerumunan ikan.
Hasil tangkap umumnya ikan Saluang.
- Pancing.
- Pangilar,yang dipasang dipinggir sungai besar.
Potensi alam yang terdapat diwilayah Desa Telaga :
No
|
Jenis
|
keterangan
|
1
|
2
|
3
|
1
|
Perikanan tangkap Sungai
|
|
2
|
Mas
|
|
3
|
Batu Bara
|
|
4
|
Rotan
|
|
5
|
Perkebunan
|
|
6
|
Burung walet
|
Burung Walet :
Usaha
pembuatan sarang burung wallet oleh sebagian masyarakat Desa Telaga cukup
menjanjikan
Dengan kata
lain hasilnya cukup lumayan untuk meningkatkan ekonomi keluarga,dengan harga
Sarang
berpariasi : 1. Sarang kelas 1 mencapai 6.000.000 – 7.000.000 perkilo Gram
3.sarang
kelas III mencapai 3.000.000 – 3.500.00
perkilo Gram
Dan saat ini terdapat 10 buah bangunan sarang
burung wallet di Desa Telaga.
Perdagangan
skala kecil (Kios/ warung) :
Pada sebagian masyarakat ada yang
mempunyai mata pencaharian dengan membuka usaha
kios/warung di rumah walaupun jumlahnya tidak banyak.
Barang yang di jual merupakan barang-barang kebutuhan
harian. Barang-barang biasanya di beli di palangka Raya,Kasongan,Kereng Pangi atau dari
pedagang perahu dari Banjar. Para
pedagang dari Banjar biasanya datang ke Desa Telaga dengan mempergunakan perahu dan membawa
barang dagangan. Bagi mereka yang
telah menjadi pelanggan, dapat mengambil
terlebih dahulu barang dan membayarnya kemudian. Modal yang dibutuhkan untuk
membeli barang-barang untuk warung/
kios ± Rp.20.000.000 – Rp.30.000.000.
Usaha ini dulunya dapat berjalan
dengan baik bahkan biasanya selain menjual barang-barang kebutuhan harian juga
menjul bahan bakar minyak, namun saat ini menjual minyak tidak menjanjikan
karena jumlah kelotok sudah tidaklah sebanyak dulu. Saat
ini keuntungan perhari antara Rp.25.000
– Rp.50.000.
Pertukangan
dan buruh :
Sebagian kecil masyarakat juga
bekerja dibidang pertukangan. Pekerjaan ini hanya dilakukan jika ada
pembangunan perumahan ataupun jika ada pembangunan fasilitas umum di desa. Proyek Pembangunan
Desa Tertinggal Khusus (P2DTK) di Desa Telaga adalah
program pembangunan jalan kampung
(jalan kayu). Mereka
yang memiliki keahlian pertukangan dapat bekerja dengan upah Rp.100.000/hari, dan
bagi masyarakat dapat terlibat sebagai buruh dengan upah Rp 50.000/hari.
Pekerjaan ini hanya dilakukan pada saat – saat tertentu namun demikian kegiatan
ini menjadi sala satu sektor yang dapat menghasilkan uang untuk menghidupi
keluarga.
Beberapa jenis pekerjaan lain yang ada di Desa Telaga antara
lain PNS 5 orang terdiri dari 4 orang guru SD dan 1 orang bidan
desa. Pemborong 1 orang dan jasa angkutan kelotok 5
orang. Pekerjaan ini jumlahnya sedikit namun kehidupan ekonomi-nya
lebih baik dibandingkan lainnya.
A.
Pendapatan Per-KK dan Pola
Konsumsi
Dengan kondisi ekonomi seperti saat ini dimana
pekerjaan masyarakat tidak menentu maka akan mengalami kesulitan untuk
menghitung pendapatan masyarakat per KK perbulan. BPS pada saat melakukan
sensus penduduk juga mencoba mengkalkulasi pendapatan masyarakat perbulan.
Perhitungan pendapatan per-bulan
dilakukan dengan cara menghitung seberapa
besar jumlah panen ikan yang di dapat
pada tahun tersebut. Misalnya pada masa panen tahun 2008 hasil panen ikan sebesar 1000 Kg, dengan
harga ikan Rp.10.000/Kg. Maka
1000 x 10.000 =
12.000.000/12 bulan = Rp.1.000.000.
Jadi pendapatan Per-KK
sebesar Rp.1.000.000/bulan.
Pola konsumsi harian saat ini seadanya saja biasanya
keluarga pada pagi hari sarapan dengan minum kopi atau teh bersama jajanan
kecil, serta makan siang dan malam. Anak-anak sekolah akan diberikan uang
jajan.
Pengeluaran wajib per-harinya
antara lain :
1. Beras.
Dalam sehari dengan 2 orang anak akan menghabiskan beras 2 Kg = Rp.10.000
2. Sayur/garam/gula/ikan.
Harga Rp.5000,
3. Jajan
anak. Rp.3000
4. Rokok. Rp.5000
5. lain –
lain. Rp.2000,
Jadi besar
pengeluaran keluarga per-hari sebesar Rp.21.000. Pengeluaran
seperti ini menurut mereka sudah sangat minim. Menurut beberapa ibu-ibu
pengeluaran perhari mereka paling tidak sebesar Rp.30.000.
Jika diambil rata-rata maka pengeluaran perhari keluarga adalah sebesar Rp.25.000. Maka
dalam sebulan uang yang harus dikeluarkan adalah Rp.25.000 x
30 hari = Rp.750.000.
Jika bekerja sebagai nelayan hasil yang didapatkan
juga tidak tetap per-harinya tergantung rejeki dan usaha
masing-masing. Namun jika menekuni
profesi sebagai nelayan, maka setidaknya penghasilan per-hari
jika di rata-ratakan ± Rp.25.000. Jadi penghasilan dalam sebulan Rp.25.000
x 30 = Rp.750.000.
Dengan perhitungan dan keadaan seperti ini maka
diperkirakan penghasilan KK perbulan antara Rp.500.000
– Rp.1.000.000.
Ibu–ibu saat ini umumnya
tidak menghitung berapa besar pengeluaran per-harinya. Kebiasaan ini merupakan kebiasaan sejak
dulu dimana uang dapat dikeluarkan tanpa berpikir untuk menabung atau
menyimpannya ….., mungkin ini berhubungan dengan kebiasaan mereka dimana pada zaman
kayu dulu mereka terbiasa dengan uang banyak dan tidak berpikir untuk mengatur
pengeluaran harian. Pada akhirnya sampai pada kondisi seperti ini
dimana penghasilan semakin sulit kebiasaan itu masih terus dibawa dan sudah menjadi budaya,
misalnya hari ini dapat Rp.50.000 akan habis dan cukup untuk keluarga hari
itu dan jika dapat Rp.25.000, juga akan habis dan cukup untuk keluarga.
Jalur Distribusi Potensi
Ekonomi :
Perdagangan skala kecil (Kios/Warung)
I.
Program-Program Bantuan
Kegiatan Pemberdayaan dan proyek-proyek
pembangunan desa yang telah, sedang
dan akan dijalankan khusunya di wilayah Desa Telaga d
antara lain :
1PPK
(Program Pembangunan kecamatan selama 3 Tahun
2 P2DTK(Program
Pengembangan Desa Tertinggal Khusus). Selama 3 Tahun
3.PNPM –
Perdesaan memasuki tahun ke 3
4.PNPM –
Gederasi.
1
Kondisi Sosial dan Budaya
V.Adat Dan Budaya
Objek wisata,BATU MANAK TELUK DALAM Disungai Kalaru Desa Telaga
Objek Wisata Riam Kecil / Alun – Alun Tbg Raman ( Indu Mahis ) Di Desa
Telaga
Sebagaimana desa-desa terpencil
pada umumnya, masyarakat Desa Telaga masih memiliki ciri–ciri masyarakat
pedesaan yang masih cukup kuat memegang
norma-norma sosial, kekerabatan, hubungan
antar tetangga yang baik, rasa kekeluargaan yang tinggi dan masih menjaga
norma-norma keagamaan.
Hubungan sosial yang masih terjaga dengan baik ini
merupakan modal dasar positif bagi masyarakat untuk dapat terus hidup ditengah
himpitan ekonomi yang semakin berat.
Berbagai kegiatan sosial yang masih dijalankan antara
lain :
•
Pengumpulan
dana untuk pembangunan fasilitas umum misalnya : pembangunan TPA, jembatan,
kegitan keagamaan dan pembangunan fasilitas-fasilitas umum lainnya.
•
Sumbangan
dana untuk kedukaan
•
Kerjasama
pada acara-acara kawinan, syukuran, dll
Di Desa
Telaga,terdapat berapa tempat Objek Wisata :
1. Alun – alun Tarantang - Haji Amin Kalaru
2. Alun –alun Pukung - Raja
Kuning kalru
3. Alun – alun Tbg Raman -
Indu Mahis kalaru
4. Batu Manak - Teluk Dalam kalaru
5. Danau Telaga - Diujung Kampung Desa Telaga (Telaga yang
tidak pernah kering
Walau air kemarau selama 7 (tujuh Bulan ) lama dan menurut
Lengenda penunggu Danau Telaga tersebut : Bereng Baputi.
A.
Kegiatan
Ibu Rumah Tangga
Umumnya ibu rumah tangga hanya mengurusi
kegiatan rumah tangga seperti mengurus anak, urusan dapur dan pekerjaan rumah
tangga lainya. Dari hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan dengan ibu-ibu
di kampung melayu kegiatan ibu – ibu biasanya membantu mengumpulkan dan menjual
hasil tangkapan ikan atau mengolah ikan asin, membantu pada saat pembakaran
ladang, pemanenan, penjemuran hasil panen dan untuk usaha warung/kios kaum ibu
umunya yang mengelolahnya. Ada keinginan dari ibu-ibu rumah tangga untuk
memiliki usaha yang dapat membantu keuangan keluarga misalnya beternak ayam
atau kegiatan lainnya.
Distribusi Peran dalam satu Keluarga
Nelayan :
Keluarga
|
Jam Siang
|
Jam Malam
|
||||||||||||||||||||||
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Bapak
|
Mencari Ikan dan kerjaan lain
|
Istrahat
|
Di Usaha
Tambahan Hasil Keluarga
|
|||||||||||||||||||||
Ibu
|
U Keluarga
|
Ke tempat
mencari ikan
|
U Keluarga
|
olah ikan
|
U Keluarga dll
|
Dagang / jual sayur - sayuran
|
||||||||||||||||||
Peternakan :
Macam – macam jenis ternak yang bisa dikembangkan di Desa Telaga seperti
:
1.Sapi
2.Ayam Kampung
3.Ayam Potong
4.Ikan Tahumann
5Ikan Patin
Untuk Jenis Ternak Sapi baru dikembang di Desa Telaga,bantuan Bibit Sapi
Dari WWF Indonesia dan Baru Induk 2 (
Ekor ) yang melahirkan anaknya.
Lucky Club Live: Online Casino & Slots
BalasHapusLucky Club is a casino of chance where you can luckyclub.live have a fun, exciting experience. Join for a thrilling gaming experience in our unique Rating: 5 · Review by LuckyClub.live